LGBT bukan gaya hidup, tapi penyakit yang harus disembuhkan.

Wah udah lama banget gue ga nulis di blog ini, dan hasilnya adalah blog gue ga mempunyai trafik yang mumpuni untuk bersaing dengan jutaan artikel yang muncul tiap hari. Terakhir kali gue nulis soal galery bom Sarinah dan setelah itu less and not publish again sampe detik ini baru pengen nulis lagi.
LGBT bukan gaya hidup, tapi penyakit yang harus disembuhkan.

Lagi rame dimana-mana mengenai LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transeksual alias Banci atau Tomboy). Beberapa kali juga gue mendapatkan informasi lewat Broadcast BBM dan WA mengenai LGBT ini. Dan saat ini gue penasaran juga untuk mencari tau apa itu LGBT dan seperti apa sih LGBT itu, sebuah gaya hidup atau sebuah penyakit yang menular seperti yang banyak orang bicarakan.

  • Apa itu LGBT
  • Ciri-ciri orang yang termasuk LGBT
  • LGBT itu gaya hidup atau penyakit
  • Cerita kasus penularan LGBT
  • Tanya jawab mengenai LGBT
  • Cara menyembuhkan LGBT
  • Negara-negara yang melegalkan LGBT

Apa itu LGBT menurut Gue.
Menurut hasil BlogWalking gue dari berbagai sumber bahwa LGBT itu adalah kependekan dari Lesbian, Gay, Bisek atau bisa keduanya dan Transeksual atau lebih dikenal dengan Banci atau gue tulis Tomboy. Nah LGBT ini sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia, mungkin lebih dari 30 tahun yang lalu, tapi mungkin dulu lebih dikenal dengan istilah satu per satu seperti lesbi dan homo.
Dan tahukan anda jika ternyata kebanyakan dari mereka yang (apa istilah halusnya ya?) mungkin terkena jaringan LGBT ini adalah orang-orang yang pernah mengalami kasus pelecehan seksual, dengan rasa dendam yang tinggi akhirnya menjadikan dirinya sebagai pelaku juga. Coba aja lihat di tv, kebanyakan kasus yang terjadi pelecehan seksual adalah karena masalah masa lalu yang pernah terjadi.
Kalau menurut WIKIPEDIA LGBT ini mulai dari tahun 1960, cek link ini https://id.wikipedia.org/wiki/LGBT

Ciri-ciri orang yang termasuk LGBT.
Coba lo perhatikan sekeliling kalian, mungkin ada salah satu ciri yang menunjukan orang yang masuk dalam golongan LGBT ini. Ini gue ambil dari salah satu blog di google dengan alamat http://lafablo9.blogspot.jp/2010/03/ciri-ciri-homoseks.html

Disini gue ga bakalan nulis semuanya, cuma beberapa hal aja yang menurut gue mewakili semuanya, karena pada dasarnya LGBT ini sendiri juga cuma ada 3 yang paling keliatan mencoloknya.

Ciri-ciri Lesbi :
Untuk lesbi gue pikir ga keliatan secara visual, karena kebanyakan dari golongan ini ya hidup seperti biasa, menggunakan pakaian yang biasa dan cara berbicara juga biasa saja alias terlihat seperti orang normal kebanyakan. Jadi gue ga bisa memberikan secara jelas ciri untuk mengenali kalau mereka adalah lesbi, palingan kelihatan kalo lagi jalan berdua, bergandengan tangan dan kontak fisik lainnya dan itu sesama perempuan.

Ciri-ciri Gay/Homo :
Ini yang memang terlihat secara penampilan karena memang biasanya mereka inilah cara mereka menujukan atau kode untuk mengenali sesamanya. Biasanya penampilan rapi, tapi menggunakan baju ketat agar terlihat menarik. Jadi jangan heran kalau golongan ini adalah orang-orang yang perpenampilan atletis. Oh iya, mereka juga kadang menggunakan hal-hal berbau feminim walau tubuhnya tegak seperti warna pink atau V leg.

Ciri-ciri Biseksual :
Ini yag gue bilang AC-DC alias dia suka sama siapa aja yang cocook menurut dia. Bisa jadi hari ini dengan sesama jenis besoknya dengan lawan jenis. Dan untuk kaum yang satu ini ga ada ciri-cirinya karena hidup seperti orang normal tapi hasratnya yang berubah-ubah ini yang menjadikan golongannya jarang diketahui banyak orang.

Ciri-ciri Transeksual :
Untuk yang satu ini sebenarnya mungkin hanya istilah saja. Karena pada dasarnya Transeksual ini adalah Gay atau Lesbian tapi sudah masuk kedalam perubahan bentuk. Misalnya awalnya Gay, namun karena karena merasa kurang puas dengan penampilannya yang hanya secara aksesoris akhirnya merubah penampilannya secara hampir mirip perempuan. Dan ini banyak alasan karena kebanyakan hormon kewanitannya, jadi terlihat feminis dan disebut banci.
Lalu untuk kaum wanita juga biasanya gejala awalnya adalah lesbi, namun karena sisi laki-laki yang ada didalam jiwanya menjadikannya merubah penampilannya menjadi laki-laki. Rambut pendek.

LGBT itu gaya hidup atau penyakit?
kalo menurut gue, LGBT itu adalah penyakit. Kenapa? Karena ga ada gaya hidup dimanapun yang menunjukan kalau LGBT itu adalah sebuah gaya hidup walaupun negara tersebut melegalkannya. Dan kenapa gue bilang penyakit? Karena mereka ini bisa menularkan apa yang menjadi kelakuannya kepada orang lain. Ga percaya? Coba aja lo sering-sering deket sama mereka, sering ngobrol makan bareng dan sebagainya maka lambat laun lo akan menjadi bagian dari mereka.

Banyak cerita yang awalnya males, enggan dan takut berhubungan dengan kaum LGBT, tapi seiring waktu akhirnya mereka menjadi bagian dari mereka. Ingat ini adalah penyakit, hindari bukan berarti menjauhi mereka secara langsung, tapi batasi saja ruang lingkup hubungan kita.
Nanti dibawah bakalan gue kasi cerita contohnya.

Cerita kasus penularan LGBT.
Untuk cerita dibawah gue ambil dari facebook tapi karena udah lupa sumbernya jadi gue tulis ulang sesuai yang gue inget aja.
" Dulu dia punya pekerja yang salah satunya adalah LGBT, dan seiring waktu si LGBT ini menyukai karyawan lainnya. Dan suatu hari karyawan yang disukai tersebut cerita sama saya bahwa si LGBT ini menyukainya, sering mengajak makan, sering memberi uang, memberi barang tapi saya ga suka dan jijik.
Namun seminggu dua minggu kemudian ternyata mereka jalan bareng dan bukan tentu karyawan saya yang tadinya biasa saja kini menjadi LGBT juga. Jadi ini mungkin penularan karena pendekatan. Entahlah"

Tanya jawab mengenai LGBT.
Ini sript tulisan gue dapet juga dari facebook dan tulisan dibawah adalah hasil wawancara di Radio Elshinta. Linknya dimari : https://www.facebook.com/notes/soe-tjen-marching/wawancara-radio-elshinta-tentang-lgbt-lesbian-gay-bisex-transex/380524977498/

Berikut ulasan skripnya .
Selamat Pagi, bu Soe Tjen.

Selamat Pagi.

- Terkait dengan kegagalan kongres Gay & Lesbian di Surabaya ini, sebenarnya bagaimana menurut bu Soe Tjen Masyarakat seharusnya menyikapi hal tersebut.

Yang saya herankan dari masyarakat Indonesia adalah bila mereka bilang kalau LGBT (Lesbian gay biseksual transseksual) ini bukan bagian budaya Indonesia. Orientasi seksual ini harus ditolak karena merupakan kebudayaan asing. Ini hal yang salah kaprah bagi saya. Misalnya, di Ponorogo. Di situ ada warok, yang mempunyai gemblak yaitu lelaki muda yang biasanya cakap parasnya. Dan ini amat diterima di Ponorogo. Bahkan warok itu amat dihormati.

Dan di Sulawesi, ada Bissu. Dia adalah lelaki yang mirip perempuan dan berpakaian perempuan. Dan dia adalah pendeta di sana. Mereka juga mengenal Calalai dan Calabai, yaitu gender-gender yang lain. Tidak hanya lelaki dan perempuan saja. Bahkan pada abad 17, 18 bahkan sampai awal abad ke-19, ada catatan-catatan dari misionaris Eropa tentang keberagaman orientasi seksual di Nusantara ini. Dan justru mereka ini yang mengecam bahwa orang-orang di Nusantara ini tidak bermoral.

Padahal di Asia Tenggara sendiri orientasi seksual seperti itu diterima pada jaman dulu. Sekarang malah kebalikannya. Banyak orang Indonesia yang bilang kalau LGBT itu dari Barat dan tidak bermoral. Gimana ini sekarang? Jadi yang namanya moral itu sangat rancu.

- Bu Soe Tjen, tapi apakah karena kebudayaan itu sudah mengakar dan sudah menjadi sebuah kultur dari masyarakat. Jadi, kalau ada LGBT yang come out atau menampilkan diri, justru ini yang dirasa mengganggu bagi mereka. Apa benar begitu, ibu Soe Tjen?

Sebenarnya banyak budaya yang bukan merupakan akar dari masyarakat itu. Tidak ada budaya yang asli sama sekali – biasanya budaya sekarang sudah merupakan campuran di sana-sini dan dipengaruhi oleh berbagai budaya lain. Bahkan suatu budaya seringkali adalah comotan dari budaya lain dan Negara lain. Jadi, kalau ada yang bilang hal ini budaya asli Indonesia, aduh, ini pernyataan yang tidak masuk akal sama sekali dan bahkan bodoh sekali. Ini adalah pernyataan orang yang jarang membaca. Akhirnya inilah yang menyudutkan para LGBT ketika mereka come out, mereka akhirnya ditolak karena anggapan tidak sesuai dengan akar budaya Indonesia.

Bahkan beberapa orang juga sempat bertanya apa saya ini lesbian. Saya biasanya tidak menolak dianggap lesbian. Karena menurut saya, orientasi seksual itu tidak sepatutnya dipermasalahkan. Itu hak pribadi seseorang. Kalau ada orang yang bilang saya lesbian, ya terserah. Tapi saya sekarang mau menyatakan bahwa saya adalah heteroseks yang pro-LGBT. Mengapa? Karena saat ini, saya merasa malu menjadi heteroseks, kalau heteroseks hanyalah dibuat sebagai tanda kenormalan dan bisa mengintimidasi LGBT. Karena itu sekali lagi saya menyatakan bahwa saya malu menjadi heteroseks, kalau mereka merasa mempunyai hak melecehkan para LGBT. Saya benar-benar malu.

- Ibu Soe Tjen, golongan LGBT ini juga sering menerima hambatan dari golongan agama. Menurut ibu Soe Tjen ini bagaimana?

Sekarang mari kita bicara tentang agama Islam dulu. Di Alquran, tidak ada pengutukan terhadap lesbian. Sama sekali tidak. Baca deh, kalau nggak percaya. Yang dipakai sebagai referensi pengutukan gay lelaki selalu Sodom dan Gomorah, dan Nabi Lut. Tapi Alquran itu ayatnya banyak sekali. Jadi tidak saja Sodom dan Gomorah saja yang seharusnya menjadi referensi. Tapi kisah Sodom dan Gomorah itu sebenarnya dipengaruhi oleh budaya saat itu dan juga interpretasi manusia yang menuliskannya juga.

Dan ada beberapa hal yang aneh pada kisah itu: Pertama, kalau memang gay lelaki yang dikutuk, kenapa istri-istri mereka juga dikutuk oleh Allah? Ini mengherankan sekali. Dan dalam Islam itu ada ijtihad. Yaitu, kita berpikir sesuai dengan hati nurani dan konteks. Jadi, konteks Sodom dan Gomorah ini sebenarnya sudah tidak berlaku lagi.

- Baik, tapi ini bukan Cuma dari satu agama saja, ya bu Soe Tjen. Bukan hanya agama Islam tapi beberapa golongan lain juga menolak keberadaan LGBT ini dengan mengatasnamakan agama mereka.

Memang, dari golongan Kristen juga banyak sekali. Sama juga, referensinya itu juga Sodom dan Gomorah itu. Jawaban saya sebenarnya hampir sama dengan di Alquran itu dan yang . . . (diputus)

- Baik, bu Soe TJen. Apakah menurut bu Soe Tjen kebudayaan LGBT ini diimpor dari luar Negeri atau dasarnya itu sudah ada di Indonesia aslinya?

Seperti yang sudah saya katakan: Masalah kebudayaan itu amat rancu. Jadi kebudayaan itu tidak ada yang asli, tidak ada yang bisa disebut hal ini kebudayaan Indonesia saja. Kebudayaan itu tidak pernah dari satu sisi. Tapi, LGBT itu ada, dan sempat diterima dalam kebudayaan kita, bahkan sempat dikecam oleh pihak luar.

- Bu Soe Tjen, sekarang saatnya kita terima komentar dan pertanyaan dari pemirsa.

Pertanyaan dan komentar:

1. Begini, mbak, saya melihat di Indonesia ini sudah keblinger. Anda mengatasnamakan budaya, dan dengan ini mereka bisa menentang agama. Justru lelaki perempuan ini sudah ditakdirkan oleh Allah untuk para mahluknya. Kita melihat binatang saja tidak ada yang begitu kok. Apalagi manusia yang sudah mempunyai aturan-aturan agama. Ketika anda berbicara agama dan budaya, semua disalahkan untuk membenarkan suatu hal.

2. Menurut saya, ini harus dipahami dulu oleh ibu. Keberadaan lesbian dan gay ini apakah hasil kebudayaan, kebiasaan, atau apa saja, ini harus kita tolak. Ini merupakan penyakit. Seperti yang telah dinyatakan oleh Profesor Naya Sujana di radio ini. Penyakit ini real, penyakit ini ada di masyarakat. Jadi, hal ini penyakit. Masyarakat harus menyembuhkannya. Jadi ibu jangan hanya hantam kromo begitu. Ini masalah real. Ini memang betul-betul penyakit.

3. Saya menolak homo dan lesbian. Coba buka Alquran dan Hadis. Itu ada di ALquran dan Hadis. INi penyakit social. Ini adalah penyakit yang berbahaya. Oleh Rasul Allah kita dianjurkan untuk menikah. Ini sudah diatur oleh agama dan moral itu sangat penting. Sampai kapan pun saya tolak ini.

4. Allah sudah menciptakan manusia berpasang-pasangan, jadi jangan merakayasa Alquran dan membuatnya mengikuti aturan manusia. Karena hanya manusia aneh yang berbuat demikian.


Jawaban saya:
OK, sekarang tentang Alquran dan Islam dulu. Tapi dalam Islam itu ada yang namanya Khuntsa. Ini munculnya pada abad-8, saat ada reformasi pengetahuan dalam dunia Islam. Dan ini tertulis dalam Fikh. Khuntsa itu artinya lelaki yang keperempuanan. Jadi ada gender-gender yang lain, ada yang berkelamin ganda juga. Jadi, Quran itu tidak bisa dibaca satu ayat saja, lalu dicuplik dan dilepaskan dari keseluruhan Alquran. Ini yang menyebabkan kekerasan dan kebencian. Padahal saya yakin, Islam itu agama yang penuh cinta kasih.

Sekarang tentang kebudayaan, kalau ada pemirsa yang bilang budaya kita tidak bisa diterima. Aduh, saya sudah berkali-kali berkata bahwa kebudayaan itu tidak ada yang asli. Budaya selalu berubah. Seperti yang saya sebut, dulu orientasi seksual yang berbeda itu cukup diterima di Nusantara dan bahkan sempat dikecam oleh orang-orang Eropa.


- Baik, ibu Soe Tjen. Jadi, kesimpulannya LGBT belum diterima secara bebas di Indonesia ya. Kalau sembunyi-sembunyi mungkin tidak apa-apa ya. Tapi kalau come out, di Indonesia ini mungkin masih belum bisa. Baik, ibu Soe Tjen Makasih atas waktunya yang diberikan untuk radio Elshinta.


Cara menyembuhkan LGBT
Ini menurut gue dan silahkan di aplikasikan kalau memang anda merasa butuh tips yang bakalan gue tulis dibawah ini.
1. Lebih dekatlah sama yang namanya Ibadah. Apapun agama lo pasti ga ada yang melegalkan LGBT ini. lebih banyak baca kitab dan berusahalah berpikir bersih. Jangan mengingat-ingat hal tersebut bahkan sampe membaca-baca tulisan mengenainya.
2. Buang semua hal yang menyangkut penyakit lo itu. Buang kaos warna pink, V leg, boneka atau lipstik yang biasa lo pake. Ganti dengan pakaian yang normal seperti kebanyakan.
3. Sering berkumpul dengan keluarga. Ingat keluarga inti bukan teman, karena biasanya temen akan bikin lo makin terjerumus atau bahkan kembali tenggelam didalamnya. Biarpun temen deket lo. Kalo perlu lo keluar kota dulu atau kekeluarga yang rumahnya jauh. Jadi lo bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan pikiran lo refresh.

Itu sih yang bisa gue tulis untuk tipsnya, pendek tapi mudah-mudahan berguna.

Negara-negara yang melegalkan LGBT
Inilah negara-negara gila yang gue bilang sih kecolongan jumlah LGBT itu sendiri. Jumlah mereka awalnya kecil, tapi karena penularan mereka menggunakan perasaan jadinya jumlahnya tanpa terasa membesar dan meminta dilegalkannya golongan mereka.
Dan sekarang karena alasan persamaan hak akhirnya 22 negara ini melegalkannya. Fuih..
1. Belanda (1996)
Pemerintah Belanda melegalkan pernikahan sejenis pada tahun 1996, 15 tahun setelah aktivis gay mengusung isu tersebut ke permukaan pada awal tahun 1980. Saat itu Parlemen Belanda membentuk satu komisi khusus untuk melihat efek hukum dari legalitas pernikahan sejenis. Empat tahun kemudian undang-undang pun disahkan. Alhasil, sejak tanggal 1 April 2001, pernikahan sejenis telah resmi diakui secara hukum di Belanda.

2. Belgia (2003)
Satu tahun setelah legalitas pernikahan sejenis diberlakukan di Belanda, undang-undang serupa diajukan pula ke parlemen Belgia. tepatnya pada tanggal 1 Juni 2003. pasangan pertama yang menikah saat itu  adalah Alain De Jonge dan Olivier Pierret.

3. Spanyol (2005)
Pada tanggal 30 Juni 2005, Parlemen Spanyol melegalkan pernikahan sejenis. RUU ini sangat ditentang oleh Gereja Katolik, tetapi hasil jajak pendapat menunjukkan 62% dari majelis mengabulkan UU tersebut. sejarah mencatat, Pada tanggal 8 Juni 1901, Elisa Sanchez Loriga, berpakaian layaknya seorang pria dan berprilaku layaknya laki-laki. Pasangannya adalah  Marcela Gracia Ibeas. Setelah kebohongan itu terbongkar ditambah dengan pemberitaan dua surat kabar , mereka kehilangan pekerjaan, dikucilkan, dan harus meninggalkan Spanyol. Pernikahan mereka menjadi pernikahan sejenis pertama yang tercatat dalam sejarah Spanyol.

4. Kanada (2005)
Pada saat Parlemen mengesahkan pernikahan gay pada 20 Juli 2005, hampir semua provinsi di Kanada tercatat telah dahulu melegalkan hukum tersebut. Setelah mengesahkan UU tersebut, Kanada menerbitkan lebih dari 15.000 surat nikah bagi pasangan sejenis yang tinggal di negara itu atau hanya khusus datang untuk menikah.

5. Afrika Selatan (2006)
Di beberapa negara Afrika, seorang pria dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup jika ketahuan gay. Seperti Uganda, mereka memberlakukan hukuman mati bagi penganut kelainan ini. Begitupun dengan Nigeria, mengancam menjebloskan ke penjara hingga menghukum mati warganya yang ketahuan homo. Hal sama dilakukan oleh Pemerintah Burundi dan Rwanda.

Namun Afrika Selatan memiliki hukum berbeda, negara ini memberi hak-hak kepada kaum  LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender)  untuk menikah secara resmi, ketentuan itu berlaku  semenjak 30 November 2006.

Cuma, ada pula negara di benua sama yang bersikap toleran dengan gay. Pemerintah Kenya melarang homoseksual. Untuk itu pemerintah meluncurkan riset orientasi seksual guna memperbaiki kesehatan warganya.

6. Norwegia (1993)
Pernikahan sejenis menjadi topik diskusi di dewan pemerintah Norwegia. Pada tahun 1993, Norwegia menjadi negara kedua, setelah Denmark, yang melegalkan pernikahan sejenis, di Denmark saat itu dimulai tahun (1989), pemerintah membolehkan pecinta sesama jenis menikah di luar gereja dan mendapat restu dari pendeta. 20 tahun kemudian, pemerintah negara itu membolehkan pasangan gay mengadopsi anak.

7. Swedia (2008)
Swedia adalah salah satu negara paling liberal di dunia dan 71% penduduknya mendukung pernikahan sejenis. Legislasi pernikahan sejenis disahkan pada bulan Mei 2008. Lima bulan kemudian , tepatnya di bulan November, Gereja Lutheran Swedia merupkan gereja yang punya pengikut paling banyak, mereka mengumumkan dukungan penuh untuk pernikahan sesama jenis. Tiga perempat dari penduduk Swedia adalah anggota gereja Lutheran, meskipun kehadiran mereka di gereja sangatlah rendah.

8. Portugal (2009)
Homoseksualitas dipandang sebagai sebuah kejahatan di Portugal sampai tahun 1982. Kemudian tahun 2009, para LGBT hanya menerima dukungan 40% dari parlemen. Setelah Perdana Menteri Jose Socrates kembali terpilih tahun 2009, ia membuat UU yang melegalkan pernikahan sejenis, UU tersebut diloloskan oleh Parlemen. Jumat 8 Desember jadi hari bersejarah, sebuah undang-undang mengatur pernikahan sejenis tersebut disetujui oleh parlemen dengan pemungutan suara. Sebanyak 123 anggota parlemen memberikan suara dukungannya atas peraturan ini, sementara 99 lainnya menolak. Hukum itu mulai berlaku sejak 5 Juni 2010.

9. Meksiko (2009)
Sejak 21 Desember 2009, pernikahan sesama jenis dapat dilakukan di ibukota Meksiko, Mexico City. Seperti dilansir Associated Press, Jumat (6/8/2010), delapan dari 10 hakim di pengadilan tinggi negara itu mengatakan hukum itu konstitusional. Meksiko City adalah salah satu ibu kota pertama Amerika Latin yang sepenuhnya mengakui perkawinan sejenis. Saat itu, hanya di ibukota negara tersebut, hal itu dapat di lakukan.

10. Islandia (2010)
Sebuah ukuran melegalkan pernikahan sesama jenis disahkan legislatif Islandia pada bulan Juni 2010. Jajak pendapat publik sebelum pemungutan suara menunjukkan dukungan luas untuk ukuran, dan tidak ada anggota legislatif negara memberikan suara menentang. Islandia telah mengizinkan pasangan sesama jenis untuk mendaftar sebagai mitra dalam negeri sejak tahun 1996. Satu dekade kemudian, parlemen melewati ukuran yang memungkinkan pasangan gay mengadopsi anak. Setelah undang-undang baru diberlakukan pada akhir Juni 2010, perdana menteri negara itu, Johanna Sigurdardottir, menikah pasangannya lama-nya, Jonina Leosdottir, menjadi salah satu orang pertama yang menikah di bawah undang-undang.

11. Argentina (2010)
Tepat pada tanggal 22 Juli 2010, hukum itu mulai berlaku di Argentina, mereka jadi negara pertama di Amerika Latin yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Terlepas dari oposisi kuat dari Gereja Katolik dan gereja Protestan evangelis, disetujui oleh kedua majelis legislatif Argentina dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Cristina Fernandez de Kirchner. Hukum memberikan hak dan kewajiban kepada pasangan sesama jenis yang menikah, sama seperti pasanagan normal lainnya, semua hak dan tanggung jawab dinikmati oleh pasangan heteroseksual, termasuk hak untuk mengadopsi anak.

12. Uruguay (2010)
Uruguay Menjadi negara Amerika Latin kedua, setelah Argentina, yang menyetujui penikahan gay. tepatnya pada Kamis (11/4).  Dalam UU baru ini juga diatur mengenai perubahan usia minimum untuk menikah secara legal. Kini, usia minimum bagi wanita dan pria untuk menikah adalah 16 tahun. Sebelumnya, usia minimum bagi wanita untuk menikah adalah 12 tahun dan 14 tahun bagi kaum pria. sebanyak 71 dari 92 anggota parlemen pada akhirnya menyetujui proposal tersebut setelah 1 minggu para senat mempertimbangkan keputusan dengan seksama. Di lain pihak, gereja Katolik dan oranisasi Kristen Uruguay mengatakan kecewa atas keputusan tersebut. Mereka menilai bahwa UU ini akan membahayakan institusi keluarga.

13. Selandia Baru (2013)
Parlemen menyetujui amandemen undang-undang pernikahan New Zealand yang dibuat pada tahun 1955, walau banyak mendapat penentangan dari kelompok Kristen setempat.Namun saat ini pemerintah telah melegalkan pernikahan sesama jenis di negara yang dekat dengan australia ini. tepatnya pada 17 April 2013, Selandia Baru menjadi negara Asia-Pasifik pertama yang melegalkan perkawinan sesama jenis, setelah kelompok gay dan lesbian bersusah payah selama 10 tahun mengkampanyekan legalisasi pernikahan sejenis.

14. Perancis (2013)
tanggal 18 Mei, Presiden Prancis, Francois Hollande telah menandatangani undang-undang kontroversial, yang menjadikan negaranya menjadi yang ke-9 di Eropa, dan ke-14 di dunia yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Meskipun RUU sudah disahkan Majelis Nasional dan Senat pada bulan April, tanda tangan Hollande harus menunggu sampai tantangan pengadilan dibawa oleh partai oposisi konservatif, UMP, itu diselesaikan. Pada tanggal 17 Mei, Prancis pengadilan tertinggi, Mahkamah Konstitusi, memutuskan bahwa tagihan adalah konstitusional.

15. Denmark (2013)
Parlemen Denmark telah mengesahkan undang-undang yang memperbolehkan pasangan homoseksual melangsungkan pernikahan di gereja Evangelis Lutheran milik negara. Aturan hukum baru itu sedianya telah berlaku mulai 15 Juni 2013.

Sebenarnya pada 1989, pemerintah negara itu membolehkan pecinta sesama jenis menikah di luar gereja dan mendapat restu dari pendeta. 20 tahun kemudian, pemerintah negara itu membolehkan pasangan gay mengadopsi anak.

16. Inggris dan Wales  (2013)
Pernikahan sesama jenis kini legal di Inggris setelah Ratu Elizabeth II memberikan persetujuan kerajaan.
Ketua parlemen Inggris John Bercow mengatakan persetujuan kerajaan telah diberikan pada Rabu, 17 Juli 2013, setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk mengesahkan pernikahan gay di wilayah England dan Wales mendapat persetujuan parlemen.

RUU ini memungkinkan pasangan gay untuk menikah dalam seremoni agama dan sipil di England dan Wales. RUU ini juga mengizinkan pasangan yang sebelumnya telah hidup bersama untuk meresmikan hubungan mereka dalam pernikahan.

17. Skotlandia (2014)
Skotlandia resmi menyetujui pernikahan sesama jenis setelah melalui voting di parlemen, dengan suara mayoritas menyetujui disyahkannya UU pernikahan sejenis. Ada 105 anggota parlemen setuju dan menyepakati pernikahan sejenis sebagai langkah penting dalam penyetaraan hak-hak manusia dan hanya 18 orang saja yang menolak.

Yang terbaru di vietnam , bertolak belakang dengan negara-negara Muslim di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei yang melarang pernikahan sejenis, Vietnam mengambil sikap yang bertolak belakang. Vietnam adalah negara kedua di Asia yang menghapus undang-undang  yang melarang pernikahan orang-orang yang berjenis kelamin sama. Sebelumnya Israel telah lebih dahulu melakukan hal yang sama, sejak 1 Januari 2015 lalu. hal tersebut secara otomatis membuat Vietnam kini menjadi negara kedua di Asia ( setelah Israel ) yang memungkinkan pernikahan sesama jenis.

18. Brazil (14 Mei 2013)
19. Luksemburg (18 Juni 2014)
20. Finlandia (28 November 2014)
21. Irlandia (23 Mei 2015)
22. Amerika Serikat (26 Juni 2015)
Sumber : http://lifestyle.sindonews.com/read/1082855/166/daftar-negara-yang-melegalkan-pernikahan-sejenis-dan-lgbt-1454594358