Pilkada DKI 2 putaran? Ahok diujung tanduk.

Terdakwa kasus penistaan agamayang juga Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, telah “memenangkan” putaran pertama pilkada ibukota, Rabu (15/2).

Menurut hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei, Ahok unggul dengan raihan 42-43% di atas pasangan Anies-Sandiaga yang meraup suara di kisaran 39-40%.

Sedangkan pasangan Agus-Sylvi hanya meraih 16-17% suara saja, alias tersingkir dari ajang pilkada.

Dengan demikian, pertarungan berlanjut antara Ahok-Djarot vs Anies-Sandi di pencoblosan putaran 2, pada 19 April mendatang.

Seperti dikutip dari situs KPU, inilah agenda putaran kedua:

Meski memenangkan putaran pertama, namun ada beberapa poin yang membuat Ahok tidak berada di atas angin, bahkan justru di ujung tanduk.

Pertama, suara pemilih Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni. Poros politik yang dimentori SBY ini meraih 17% suara.

Tetapi sangat sulit bagi SBY menggeserkan dukungannya kepada Ahok yang secara otomatis menguntungkan PDIP.

Rivalitas SBY dan Megawati telah ada sejak pilpres 2004. Sudah jadi rahasia umum, jika ada “sesuatu” diantara presiden ke-5 dan 6 itu, sehingga tak mungkin ada koalisi tingkat nasional yang digalang keduanya.

Terlebih baru-baru ini, muncul ketegangan antara SBY dan Antasari. Pihak Cikeas menuding adanya “restu kekuasaan” yang membuat mantan ketua KPK nyaring bernyanyi.

Secara rasional, SBY tak mungkin mengalihkan dukungan kepada Ahok.

Posisi paling realistis adalah antara “netral” (menyerahkan ke pemilih) atau tegas mendukung lawan PDIP yang mengusung Anies-Sandi. Kecuali ada deal di luar prediksi antara Megawati dengan SBY, semua bisa berubah.

Kedua, jika suara yang diperoleh Agus mayoritasnya berasal dari pecahan kalangan Islamis, maka sudah tak ada sedikitpun kesempatan bagi Ahok merebut itu, meskipun kubunya didukung SBY.

Dengan kedua poin ini, posisi kubu Ahok sebenarnya sangat terjepit. Namun bukan berarti Ahok dan sekutunya dipastikan kalah, karena masih ada peluang mendulang suara dari golput.

Belum ada laporan pasti soal angka golput dalam putaran pertama pencoblosan hari Rabu. KPU memperkirakan golput kali ini hanya 20%.

Pun demikian, kalangan Islamis anti Ahok pasti akan gencar menyasar suara golput agar memilih Anies-Sandi di putaran 2 nanti.

Strategi lain yang masuk akal bagi kubu Ahok adalah mengupayakan para pemilih Agus-Silvy menjadi golput, namun kampanye seperti ini sangat tidak etis dan tidak ksatria. Bahkan bisa merusak citra Ahok sendiri.

Beginilah perkiraan rasionalnya. Sedangkan di lapangan, hasil tergantung oleh berbagai faktor, termasuk adanya faktor X atau kecurangan.
Sumber :
http://mediadakwahislam.com/goto/http://muslimina.blogspot.com/2017/02/pilkada-2-putaran-ahok-tamat.html
https://mediadakwahislam.com/2017/02/16/pilkada-2-putaran-ahok-tamat/8031.html

Update hasil perhitungan suara Pilkada DKI Jakarta.

Dari data yang sudah masuk sekitar 29 % menempatkan posisi pasangan Ahok-Djarot ungul dari 3.781 TPS dari jumlah keseluruhan TPS yang ada di Jakarta 13.023 TPS. Sedangkan di urutan kedua di tempati oleh pasangan Anies-Sandi dan di urutan ke tiga Agus-Sylviana.

Berikut data sementara yang dikutip dari halaman KPUD Jakarta.

Ahok – Djarot – 702.097 Suara / 44.17 Persen.
Anies – Sandiaga – 628.657 Suara / 39,55 Persen.
Agus – Sylviana 258.616 Suara / 16.27 Persen.

Dari keseluruhan data yang sudah masuk tersebut tercatat suara SAH dengan jumlah 1.585.786 suara, Sedangkan untuk surat suara yang tidak sah dengan jumlah 19.939. dari total penggunaan hak pilih 1.613.544 dengan partisipasi pemilih 76.7 % .

Data tersebut dari hasil hitungan cepat versi KPU namun bisa dijadikan sebagai informasi hasil perhitungan suara Pilkada DKI 2017. Tetapi untuk hasil resmi yang sesungguhnya nanti dari rekapitulasi suara yang sudah masuk ke KPU secara keseluruhan.

Sumber : KPU Jakarta.