Kisah tentang sebuah batu

Catatan Pendek Penulis | tempat menulis sepanjang yang saya bisa. -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku adalah batu. Disini aku hidup tidak sendiri, aku mempunyai banyak teman tapi mereka bukan saudara, tidak ada salah satu dari mereka pun yang bersaudara, semuanya masing-masing tanpa ikatan saudara. Bahkan keluarga inti atau ayah ibu pun mereka ga punya, mereka tiba-tiba tercipta kedunia.

Aku ini berteman dengan semua batu yang ada di wilayah ini, berpuluh-puluh ukuran dari mulai ukuran kerikil sampai ukuran terbesar mereka berteman, setiap hari ngobrol dengan posisi yang sama, dengan tempat yang sama. Hanya batu berukuran kecil atau kerikil saja yang bisa berpindah tempat karena angin atau hujan yang memindahkan mereka.

Aku adalah batu dengan ukuran sedang, mungkin jika manusia mengukurku beratku tidak lebih dari 1 ton, dengan bentuk tidak normal, tidak bulat, lonjong ataupun pipih.

Umurku disini belum lama dan belum mengenal semua batu yang ada disini, tapi rata-rata mereka juga disini belum lama hampir semuanya seumuran denganku.

Dulu sekali, awal kita disini posisi kita sangat bertumpuk, bersusun tak beraturan penuh sesak hingga kita banyak yang pecah karena beban tumpukan. Tapi, berbeda dengan sekarang semuanya berpencar karena manusia yang membawa kita, atau memecahkan teman-teman untuk mempermudah mereka membawanya, hasilnya adalah kita semakin sedikit, kita semakin berpencar dan tinggal kita yang berukuran besar yang masih tersisa disini dan sedikit serpihan atau teman-teman kerikil kecil. Manusia beranggapan kita mempunyai kualitas bagus.

Kita adalah batu dilembah merapi, kita adalah sisa keganasan merapi. ratusan tahun kita tertanam diperut merapi, kita aman dengan ukurannya, kita aman dengan bentuknya. Sekarang mungkin atau besok aku tidak akan ada lagi, mungkin bentukku akan menjadi pondasi sebuah rumah atau gedung seperti teman-teman yang lain.

Jika kita bisa meminta, mungkin kita akan minta masuk kembali kedalam perut merapi, agar kita aman, agar kita tak merusak harta manusia ketika kita dikeluarkan dari merapi.

Jika kita bisa bergerak, kita akan bergerak menuju puncak merapi dan kita akan masuk kedalam kawah merapi kembali, biar panas tapi kita aman didalam perut merapi.

Tapi aku hanyalah batu, batu yang hanya diam, batu tanpa bentuk.

#merapi #batu_merapi #pakepe #tokojenisa #catatanpendekpenulis

Post a Comment

0 Comments